- 1. PERADABAN AWAL MASYARAKAT
DI DUNIA YANG BERPENGARUH TERHADAP PERADABAN
INDONESIA
-
- A. Proses Migrasi Ras Proto Melayu dan Deutro Melayu
ke Kawasan Asia Teggara dan Indonesia Menurut pendapat para
ahli, pada periode 40.000 tahun yang lalu jenis manusia
purbaMeganthropus, Pithecanthropus dan jenis Homo telah mengalami
kepunahan. Penghunikepulauan Indonesia kemudian bergeser ke
manusia-manusia migran yang datang dari berbagaiwilayah di Asia dan
Australia. Proses migrasi awal menunjukkan bahwa
populasi-populasikepulauan Indonesia berasal dari bangsa
Australo-Melanesia (Australoid) dan Mongoloid (ataulebih khusus lagi
adalah Mongoloid Selatan). Setelah itu datang lagi gelombang migrasi
keduayaitu bangsa Austronesia (Melayu/Proto Melayu/Melayu Tua) yang
berasal dari Yunan (wilayahdi propinsi Cina bagian Selatan). Migrasi
mereka sendiri ke kepulauan Indonesia berlangsungdalam dua gelombang.
Periode gelombang pertama terjadi pada sekitar tahun 1500 SM, melalui
dua jalur utama.Jalur pertama dari Yunan melewati Siam, Malaya dan
Sumatera (jalur Barat dan Selatan). Jalurkedua dari Yunan, Vietnam,
Filipina kemudian masuk ke Indonesia melalui wilayah Sulawesi(jalur
Timur dan Utara). Dalam proses persebarannya mereka membawa
kebudayaanneolitikum dari pusatnya di Basson-Hoabinh, yang diantaranya
adalah kapak persegi dan kapaklonjong. Suku bangsa Indonesia sekarang
yang termasuk keturunan bangsa Melayu Tua atauProto Melayu misalnya suku
Toraja dan Dayak.Migrasi periode kedua dari bangsa Malayu (Deutro
Melayu/Melayu Muda) terjadi pada sekitartahun 500 SM. Proses
persebarannya melalui jalur daratan Asia kemudian Semenanjung Malayadan
masuk ke Indonesia melalui Sumatera. Kedatangan bangsa ini sambil
membawa pengaruhbudaya logam dari Dongson, seperti nekara, moko, dan
kapak perunggu. Suku bangsa Indonesiasekarang yang termasuk keturunan
bangsa Melayu Muda atau Deutero Melayu misalnya sukuJawa, Melayu, dan
Bugis. B. Budaya Hoa-Bihn / Bacson, dan Dongson Terhadap Perkembangan
Budaya Masyarakat Awal Kepulauan Indonesia Letak Indonesia
yang strategis, berada di antara 2 benua, Australia dan Asia, telah
menjadi titik pertemuan dariberbagai bangsa. Ada yang datang dari
Indocina dan menyebar ke Indonesia bagian barat, dan ada pula yang
dating melaluikepulauan Philipina menyebar ke Indonesia bagian timur.
Sebagian bangsa-bangsa ini kemudian menyebar ke berbagaipulau di Lautan
Pasifik dan Australia. Pertemuan bangsa-bangsa ini mengakibatkan
terjadinya percampuran kebudayaanyangdibawa daridaerahasalnyadengan
kebudayaanasli BangsaIndonesia.
- 2. 1. Pengaruh Budaya Hoa-Bihn
Terhadap Perkembangan Budaya Masyarakat Awal Kepulauan
Indonesia Budaya Hoabihn merupakan diantara budaya besar yang
memiliki situs-situs temuan diseluruh daratan Asia Tenggara, termasuk
Indonesia. Budaya Hoabihn ini berkembang di AsiaTenggara dalam kurun
waktu antara 18.000 hingga 3.000-an tahun yang lalu. Istilah
“Hoabihn”sendiri mulai dipakai sejak tahun 1920-an untuk menyebut pada
suatu industri alat batu yangberasal dari jenis batu kerakal dengan ciri
khas berupa pangkasan pada satu atau dua sisipermukaannya.
Manusia pemilik budaya Hoabihn diperkirakan hidup pada kala Holosen.
PendahuluHoabinhian awalnya berada di Vietnam bagian Utara, Thailand
bagian Selatan dan Malaysia.Pengaruh utama budaya Hoabihn terhadap
perkembangan budaya masyarakat awal kepulauanIndonesia adalah berkaitan
dengan tradisi pembuatan alat terbuat dari batu. Beberapa ciripokok
budaya Hoabihn ini antara lain:• Pembuatan alat kelengkapan
hidup manusia yang terbuat dari batu• Batu yang dipakai
untuk alat umumnya berasal dari batu kerakal sungai.• Alat batu ini
telah dikerjakan dengan teknik penyerpihan menyeluruh pada satu atau dua
sisibatu.• Hasil penyerpihan menunjukkan adanya keragaman bentuk. Ada
yang berbentuk lonjong,segi empat, segi tiga dan beberapa diantaranya
ada yang berbentuk berpinggang. Pengaruh budaya Hoabihn di
Kepulauan Indonesia sebagian besar terdapat di daerahSumatra. Hal ini
lebih dikarenakan letaknya yang lebih dekat dengan tempat asal budaya
ini.Situs-situs Hoabihn di Sumatra secara khusus banyak ditemukan di
daerah pedalaman pantaiTimur Laut Sumatra, tepatnya sekitar 130 km
antara Lhokseumawe dan Medan. Sebagian besaralat batu yang ditemukan
adalah alat batu kerakal yang diserpih pada satu sisi dengan
bentuklonjong atau bulat telur. Dibandingkan dengan budaya Hoabihn yang
sesungguhnya,pembuatan alat batu yang ditemukan di Sumatra ini dibuat
dengan teknologi lebih sederhana.Kebanyakan alat-alat batu tersebut
ditemukan diantara atau terdapat dalam bukit sampahkerang.Ditinjau dari
segi perekonomiannya, pendukung budaya Hoabihn lebih menekankan
padaaktivitas perburuan dan mengumpulkan makanan di daerah sekitar
pantai dan daerahpedalaman.
- 3. 2. Pengaruh Budaya Dongson
Terhadap Perkembangan Budaya Masyarakat di Indonesia Pengaruh
kuat budaya Dongson terhadap perkembangan budaya masyarakat
awalkepulauan Indonesia adalah dalam hal pembuatan barang dari logam,
terutama adalahperunggu. Tradisi pembuatan barang budaya dari perunggu
di Vietnam (bagian Utara) sendiridimulai pada sekitar pertengahan
milenium kedua sebelum masehi. Tradisi perunggu itu sendirimenurut para
arkeolog Vietnam berasal dari budaya masyarakat Dong Dau dan Go
Mun.Bersama dengan wilayah Muangthai (bagian tengah dan Timur Laut)
kawasan ini memiliki buktipaling awal tentang tradisi pembuatan perunggu
di Asia Tenggara. Jenis-jenis barang perunggu yang mereka
hasilkan antara lain kapak corong (corongmerupakan pangkal yang berongga
untuk memasukkan tangkai atau pegangannya), ujungtombak, sabit, mata
panah, dan benda-benda kecil lainnya seperti pisau, kail dan aneka
bentukgelang. Pada tahun sekitar 300 SM, mulai muncul tradisi
pembuatan nekara perunggu,penguburan orang yang memiliki status sosial
tinggi, dan kehadiran benda-benda besi untukyang pertama kalinya.
Tradisi-tradisi Dongson inilah yang berpengaruh besar
terhadapperkembangan kebudayaan masyarakat awal kelupauan Indonesia
secara umum.Banyak sekali daerah-daerah di kepulauan Indonesia darinya
ditemukan benda-benada budayayang memiliki kesamaan corak dengan
benda-benda atau barang tradisi Dongson. Contohnyaadalah nekara Heger
tipe I. Paling tidak ada sekitar 56 nekara atau bagian-bagian dari
nekarayang tersebar di pulau Jawa, Sumatra dan Maluku Selatan. Diantara
contoh nekara yangpenting dari Indonesia adalah nekara “Makalamau” dari
pulau Sangeang, dekat Sumbawa.Nekara “Makalamau” memiliki hiasan berupa
gambar orang yang berpakaian seragammenyerupai pakaian jaman dinasti Han
di Cina atau Kushan (India Utara) atau Satavahana (IndiaTengah). Nekara
dari Kepulauan Kai berhiaskan gambar kijang dan adegan perburuan
macan.Nekara dari pulau Selayar bergambar gajah dan burung merak. Nekara
dari Bali mempunyaigambaran bentuk yang berbeda. Nekara dari Bali
memiliki empat patung katak pada bagianbidang pukulnya, dengan pola-pola
hiasan yang tidak terpadu berupa gambar prajurit dan motifperahu. Semua
itu menunjukkan kesamaan dengan nekara-nekara yang ditemukan di
Vietnam,di wilayah, dimana budaya Dongson berkembang. Tentang
cara pembuatan jenis nekara itu, sejarawan Bernet Kempers
memberigambaran tentang penggunaan teknik cetaknya. Awalnya lembaran
lilin ditempelkan pada intitanah liat (menerupai bentuk nekara dan
berfungsi sebagai cetakan bagian dalam), lalu dihiasdengan cap-cap dari
tanah liat atau batu yang berhias perahu, orang dan lainna.
Kemudianlembaran lilin berhias tadi ditutup dengan tanah liat yang
berfungsi sebagai cetakan bagian luarsetelah terlebih dulu diberi
paku-paku yang berfungsi untuk menyatukan cetakan luar dan
- 4.
dalam. Setelah itu dibakar sehingga lilinya meleleh keluar. Rongga yang
ditinggalkan oleh lilinkemudian diisi dengan cairan logam. Bernet
Kempers menyebutnya sebagai teknik cetak cireperdue (lilin
hilang).Disamping dibawa sendiri oleh orang-orang Dongson, banyak
barang-barang logam dari tradisiDongson itu yang dikirim ke Indonesia
sebagai barang hadiah yang diberikan pada penguasasetempat sebagai
lambang martabat raja dan kekuasaannya oleh para penguasa politik
danagama di Vietnam. Akibat terjadinya pengenalan benda dan teknologi
perunggu dari Dongson(Vietnam) ke wilayah kepulauan Indonesia
menyebabkan di beberapa daerah kemudian munculpusat-pusat pembuatan
logam.C. Budaya Logam di Indonesia1. Situs-situs
Peninggalan Budaya Perunggu di
IndonesiaSitus-situs peninggalan budaya perunggu di Indonesia, tersebar
hampir di seluruh wilayahIndonesia. Di Sumatra bagian Selatan (daerah
Bangkinang dan Kerinci) ditemukan benda-bendaperunggu berupa aneka
patung dalam ukuran kecil, cincin dan gelang-gelang.
Gelang-gelangtersebut kebanyakan ditemukan dalam kubur peti batu atau
sarkofagus sebagai bekal kubur.Selain di Sumatra situs-situs
ditemukannya peninggalan budaya perunggu di Indonesia antaralain
terdapat
di:• Jawa Timur (daerah Lumajang) berupa nekara tipe Heger
I, pisau belati atau pisau pendekdengan mata pisau dari
besi dan pegangan dari perunggu.• Jawa Tengah
(daerah Gunung Kidul, dekat Wonosari) berupa kapak, pahatan,
pisaubertangkai, cincin perunggu,
dan manik-manik.Sama seperti penemuan di Sumatra, semua
temuan benda perunggu di Jawa ditemukan di dlamkubur peti batu atau
sarkofagus dan berfungsi sebagai bekal kubur bagi yang meninggal.• Jawa
Barat, berupa kapak corong, cincin, mata tombak, kapak-kapak yang
berkaitan denganbenda upacara
(candrasa)• Sulawesi Selatan (Makasar)
berupa bejana perunggu berbentuk pipih.• Bali (daerah
Pacung dekat Sembiran) berupa nekara Pejeng•
NTT berupa nekara bertipe
Heger IDi Indonesia, diantara benda-benda perunggu yang
paling menarik perhatian adalah nekara.Nekara adalah benda yang terbuat
dari perunggu dengan bentuk seperti gendang (alat musiktabuh
tradisional Jawa). Terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas yang yang
terdiri dari bidangpukul datar, bagian tengah yang berbentuk silinder
dan bagian bawah atau bagian kaki yangmelebar. Sebuah nekara biasanya
dihiasi dengan berbagai ornamentasi dengan pola sepertigeometrik,
gambar-gambar manusia dan binatang dan berbagai ornamentasi lainnya. Dan
- 5. diantara jenis nekara yang ditemukan, tipe Heger dan Pejeng
adalah yang paling terkenal.Terdapat juga jenis nekara yang ukurannya
lebih kecil, yang disebut dengan Moko atau Mako.2. Teknik Pembuatan
Berbagai Benda Peninggalan Perunggu di IndonesiaPada periode tradisi
pengecoran logam, besi dan perunggu kemungkinan besar dikenal dalamwaktu
yang bersamaan. Pada periode ini manusia telah mampu membuat alat-alat
penunjangkehidupan mereka dari perunggu. Daerah asal kebudayaan ini
adalah di Indo-Cina. Masuk keIndonesia pada sekitar tahun 500 SM. Di
Indonesia, benda-benda hasil peninggalan zamanperunggu diantaranya
adalah nekara, jenis kapak, bejana, senjata, arca dan perhiasan.
Situs-situs ditemukannya peninggalan perunggu meliputi Jawa, Bali,
Selayar, Luang, Roti dan Leti.Ada dua teknik pembuatan barang-barang
dari perunggu. Teknik pertama adalah yang dikenaldengan teknik setangkup
atau bivalve, dan teknik kedua adalah teknik cetakan lilin (a
cireperdue).Pertama, teknik
bivalveTeknik cetakan ini menggunakan dua
cetakan dengan bentuk sesuai benda yang diinginkanyang dapat
ditangkupkan. Cetakan diberi lubang pada bagian atasnya dan dari lubang
tersebutkemudian dituangkan cairan logam. Bila sudah dingin, cetakan
baru dibuka.Kedua, teknik
cetakan lilinTeknik cetakan lilin menggunakan
bentuk bendanya yang terlebih dahulu dibuat dari lilin yangberisis tanah
liat sebagai intinya. Bentuk lilin dihias menurut keperluan dengan
berbagai polahias. Bentuk lilin yang sudah lengkap kemudian dibungkus
dengan tanah liat. Pada bagian atasdan bawah diberi lubang. Dari lubang
bagian atas kemudian dituangkan cairan perunggu dandari
lubang di
bawahmengalir lelehan lilin. Bila cairan perunggu yang dituang sudah
dingin, cetakan dipecah untukmengambil bendanya yang sudah jadi. Cetakan
seperti ini hanya dapat digunakan sekali saja.Disamping tradisi
pembuatan alat-alat perunggu manusia pada periode ini sudah mampumelebur
bijih-bijih besi dalam bentuk alat-alat yang sesuai dengan keinginan
dan kegunaannya.Benda-benda besi yang banyak ditemukan di Indonesia
antara lain berupa mata kapak,berbagai jenis pisau dalam berbagai
ukuran, mata sabit yang berbentuk melingkar, tajak, matatombak,
gelang-gelang besi dan sebagainya. Disamping perunggu dan besi, emas
juga telahdimanfaatkan utamanya untuk membuat perhiasan dan benda-benda
persembahan kubur.3. Situs-situs Peninggalan Budaya
Besi di IndonesiaBerbeda dengan benda perunggu,
penemuan benda besi di Indonesia sangat terbatasjumlahnya. Kebanyakan
benda-benda besi ini ditemukan dalam kubur batu atau kubur
langsungsebagai benda bekal kubur. Diantara situs-situs ditemukannya
benda-benda besi ini antara lainadalah di Wonosari (tepatnya dalam peti
kubur batu di daerah Gunung Kidul, Jawa Tengah),Besuki, Tuban, Madiun
dan Pacitan (semuanya ada di Jawa Timur)
- A. Proses Migrasi Ras Proto Melayu dan Deutro Melayu
ke Kawasan Asia Teggara dan Indonesia Menurut pendapat para
ahli, pada periode 40.000 tahun yang lalu jenis manusia
purbaMeganthropus, Pithecanthropus dan jenis Homo telah mengalami
kepunahan. Penghunikepulauan Indonesia kemudian bergeser ke
manusia-manusia migran yang datang dari berbagaiwilayah di Asia dan
Australia. Proses migrasi awal menunjukkan bahwa
populasi-populasikepulauan Indonesia berasal dari bangsa
Australo-Melanesia (Australoid) dan Mongoloid (ataulebih khusus lagi
adalah Mongoloid Selatan). Setelah itu datang lagi gelombang migrasi
keduayaitu bangsa Austronesia (Melayu/Proto Melayu/Melayu Tua) yang
berasal dari Yunan (wilayahdi propinsi Cina bagian Selatan). Migrasi
mereka sendiri ke kepulauan Indonesia berlangsungdalam dua gelombang.
Periode gelombang pertama terjadi pada sekitar tahun 1500 SM, melalui
dua jalur utama.Jalur pertama dari Yunan melewati Siam, Malaya dan
Sumatera (jalur Barat dan Selatan). Jalurkedua dari Yunan, Vietnam,
Filipina kemudian masuk ke Indonesia melalui wilayah Sulawesi(jalur
Timur dan Utara). Dalam proses persebarannya mereka membawa
kebudayaanneolitikum dari pusatnya di Basson-Hoabinh, yang diantaranya
adalah kapak persegi dan kapaklonjong. Suku bangsa Indonesia sekarang
yang termasuk keturunan bangsa Melayu Tua atauProto Melayu misalnya suku
Toraja dan Dayak.Migrasi periode kedua dari bangsa Malayu (Deutro
Melayu/Melayu Muda) terjadi pada sekitartahun 500 SM. Proses
persebarannya melalui jalur daratan Asia kemudian Semenanjung Malayadan
masuk ke Indonesia melalui Sumatera. Kedatangan bangsa ini sambil
membawa pengaruhbudaya logam dari Dongson, seperti nekara, moko, dan
kapak perunggu. Suku bangsa Indonesiasekarang yang termasuk keturunan
bangsa Melayu Muda atau Deutero Melayu misalnya sukuJawa, Melayu, dan
Bugis. B. Budaya Hoa-Bihn / Bacson, dan Dongson Terhadap Perkembangan
Budaya Masyarakat Awal Kepulauan Indonesia Letak Indonesia
yang strategis, berada di antara 2 benua, Australia dan Asia, telah
menjadi titik pertemuan dariberbagai bangsa. Ada yang datang dari
Indocina dan menyebar ke Indonesia bagian barat, dan ada pula yang
dating melaluikepulauan Philipina menyebar ke Indonesia bagian timur.
Sebagian bangsa-bangsa ini kemudian menyebar ke berbagaipulau di Lautan
Pasifik dan Australia. Pertemuan bangsa-bangsa ini mengakibatkan
terjadinya percampuran kebudayaanyangdibawa daridaerahasalnyadengan
kebudayaanasli BangsaIndonesia.
- 2. 1. Pengaruh Budaya Hoa-Bihn
Terhadap Perkembangan Budaya Masyarakat Awal Kepulauan
Indonesia Budaya Hoabihn merupakan diantara budaya besar yang
memiliki situs-situs temuan diseluruh daratan Asia Tenggara, termasuk
Indonesia. Budaya Hoabihn ini berkembang di AsiaTenggara dalam kurun
waktu antara 18.000 hingga 3.000-an tahun yang lalu. Istilah
“Hoabihn”sendiri mulai dipakai sejak tahun 1920-an untuk menyebut pada
suatu industri alat batu yangberasal dari jenis batu kerakal dengan ciri
khas berupa pangkasan pada satu atau dua sisipermukaannya.
Manusia pemilik budaya Hoabihn diperkirakan hidup pada kala Holosen.
PendahuluHoabinhian awalnya berada di Vietnam bagian Utara, Thailand
bagian Selatan dan Malaysia.Pengaruh utama budaya Hoabihn terhadap
perkembangan budaya masyarakat awal kepulauanIndonesia adalah berkaitan
dengan tradisi pembuatan alat terbuat dari batu. Beberapa ciripokok
budaya Hoabihn ini antara lain:• Pembuatan alat kelengkapan
hidup manusia yang terbuat dari batu• Batu yang dipakai
untuk alat umumnya berasal dari batu kerakal sungai.• Alat batu ini
telah dikerjakan dengan teknik penyerpihan menyeluruh pada satu atau dua
sisibatu.• Hasil penyerpihan menunjukkan adanya keragaman bentuk. Ada
yang berbentuk lonjong,segi empat, segi tiga dan beberapa diantaranya
ada yang berbentuk berpinggang. Pengaruh budaya Hoabihn di
Kepulauan Indonesia sebagian besar terdapat di daerahSumatra. Hal ini
lebih dikarenakan letaknya yang lebih dekat dengan tempat asal budaya
ini.Situs-situs Hoabihn di Sumatra secara khusus banyak ditemukan di
daerah pedalaman pantaiTimur Laut Sumatra, tepatnya sekitar 130 km
antara Lhokseumawe dan Medan. Sebagian besaralat batu yang ditemukan
adalah alat batu kerakal yang diserpih pada satu sisi dengan
bentuklonjong atau bulat telur. Dibandingkan dengan budaya Hoabihn yang
sesungguhnya,pembuatan alat batu yang ditemukan di Sumatra ini dibuat
dengan teknologi lebih sederhana.Kebanyakan alat-alat batu tersebut
ditemukan diantara atau terdapat dalam bukit sampahkerang.Ditinjau dari
segi perekonomiannya, pendukung budaya Hoabihn lebih menekankan
padaaktivitas perburuan dan mengumpulkan makanan di daerah sekitar
pantai dan daerahpedalaman.
- 3. 2. Pengaruh Budaya Dongson
Terhadap Perkembangan Budaya Masyarakat di Indonesia Pengaruh
kuat budaya Dongson terhadap perkembangan budaya masyarakat
awalkepulauan Indonesia adalah dalam hal pembuatan barang dari logam,
terutama adalahperunggu. Tradisi pembuatan barang budaya dari perunggu
di Vietnam (bagian Utara) sendiridimulai pada sekitar pertengahan
milenium kedua sebelum masehi. Tradisi perunggu itu sendirimenurut para
arkeolog Vietnam berasal dari budaya masyarakat Dong Dau dan Go
Mun.Bersama dengan wilayah Muangthai (bagian tengah dan Timur Laut)
kawasan ini memiliki buktipaling awal tentang tradisi pembuatan perunggu
di Asia Tenggara. Jenis-jenis barang perunggu yang mereka
hasilkan antara lain kapak corong (corongmerupakan pangkal yang berongga
untuk memasukkan tangkai atau pegangannya), ujungtombak, sabit, mata
panah, dan benda-benda kecil lainnya seperti pisau, kail dan aneka
bentukgelang. Pada tahun sekitar 300 SM, mulai muncul tradisi
pembuatan nekara perunggu,penguburan orang yang memiliki status sosial
tinggi, dan kehadiran benda-benda besi untukyang pertama kalinya.
Tradisi-tradisi Dongson inilah yang berpengaruh besar
terhadapperkembangan kebudayaan masyarakat awal kelupauan Indonesia
secara umum.Banyak sekali daerah-daerah di kepulauan Indonesia darinya
ditemukan benda-benada budayayang memiliki kesamaan corak dengan
benda-benda atau barang tradisi Dongson. Contohnyaadalah nekara Heger
tipe I. Paling tidak ada sekitar 56 nekara atau bagian-bagian dari
nekarayang tersebar di pulau Jawa, Sumatra dan Maluku Selatan. Diantara
contoh nekara yangpenting dari Indonesia adalah nekara “Makalamau” dari
pulau Sangeang, dekat Sumbawa.Nekara “Makalamau” memiliki hiasan berupa
gambar orang yang berpakaian seragammenyerupai pakaian jaman dinasti Han
di Cina atau Kushan (India Utara) atau Satavahana (IndiaTengah). Nekara
dari Kepulauan Kai berhiaskan gambar kijang dan adegan perburuan
macan.Nekara dari pulau Selayar bergambar gajah dan burung merak. Nekara
dari Bali mempunyaigambaran bentuk yang berbeda. Nekara dari Bali
memiliki empat patung katak pada bagianbidang pukulnya, dengan pola-pola
hiasan yang tidak terpadu berupa gambar prajurit dan motifperahu. Semua
itu menunjukkan kesamaan dengan nekara-nekara yang ditemukan di
Vietnam,di wilayah, dimana budaya Dongson berkembang. Tentang
cara pembuatan jenis nekara itu, sejarawan Bernet Kempers
memberigambaran tentang penggunaan teknik cetaknya. Awalnya lembaran
lilin ditempelkan pada intitanah liat (menerupai bentuk nekara dan
berfungsi sebagai cetakan bagian dalam), lalu dihiasdengan cap-cap dari
tanah liat atau batu yang berhias perahu, orang dan lainna.
Kemudianlembaran lilin berhias tadi ditutup dengan tanah liat yang
berfungsi sebagai cetakan bagian luarsetelah terlebih dulu diberi
paku-paku yang berfungsi untuk menyatukan cetakan luar dan
- 4.
dalam. Setelah itu dibakar sehingga lilinya meleleh keluar. Rongga yang
ditinggalkan oleh lilinkemudian diisi dengan cairan logam. Bernet
Kempers menyebutnya sebagai teknik cetak cireperdue (lilin
hilang).Disamping dibawa sendiri oleh orang-orang Dongson, banyak
barang-barang logam dari tradisiDongson itu yang dikirim ke Indonesia
sebagai barang hadiah yang diberikan pada penguasasetempat sebagai
lambang martabat raja dan kekuasaannya oleh para penguasa politik
danagama di Vietnam. Akibat terjadinya pengenalan benda dan teknologi
perunggu dari Dongson(Vietnam) ke wilayah kepulauan Indonesia
menyebabkan di beberapa daerah kemudian munculpusat-pusat pembuatan
logam.C. Budaya Logam di Indonesia1. Situs-situs
Peninggalan Budaya Perunggu di
IndonesiaSitus-situs peninggalan budaya perunggu di Indonesia, tersebar
hampir di seluruh wilayahIndonesia. Di Sumatra bagian Selatan (daerah
Bangkinang dan Kerinci) ditemukan benda-bendaperunggu berupa aneka
patung dalam ukuran kecil, cincin dan gelang-gelang.
Gelang-gelangtersebut kebanyakan ditemukan dalam kubur peti batu atau
sarkofagus sebagai bekal kubur.Selain di Sumatra situs-situs
ditemukannya peninggalan budaya perunggu di Indonesia antaralain
terdapat
di:• Jawa Timur (daerah Lumajang) berupa nekara tipe Heger
I, pisau belati atau pisau pendekdengan mata pisau dari
besi dan pegangan dari perunggu.• Jawa Tengah
(daerah Gunung Kidul, dekat Wonosari) berupa kapak, pahatan,
pisaubertangkai, cincin perunggu,
dan manik-manik.Sama seperti penemuan di Sumatra, semua
temuan benda perunggu di Jawa ditemukan di dlamkubur peti batu atau
sarkofagus dan berfungsi sebagai bekal kubur bagi yang meninggal.• Jawa
Barat, berupa kapak corong, cincin, mata tombak, kapak-kapak yang
berkaitan denganbenda upacara
(candrasa)• Sulawesi Selatan (Makasar)
berupa bejana perunggu berbentuk pipih.• Bali (daerah
Pacung dekat Sembiran) berupa nekara Pejeng•
NTT berupa nekara bertipe
Heger IDi Indonesia, diantara benda-benda perunggu yang
paling menarik perhatian adalah nekara.Nekara adalah benda yang terbuat
dari perunggu dengan bentuk seperti gendang (alat musiktabuh
tradisional Jawa). Terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas yang yang
terdiri dari bidangpukul datar, bagian tengah yang berbentuk silinder
dan bagian bawah atau bagian kaki yangmelebar. Sebuah nekara biasanya
dihiasi dengan berbagai ornamentasi dengan pola sepertigeometrik,
gambar-gambar manusia dan binatang dan berbagai ornamentasi lainnya. Dan
- 5. diantara jenis nekara yang ditemukan, tipe Heger dan Pejeng
adalah yang paling terkenal.Terdapat juga jenis nekara yang ukurannya
lebih kecil, yang disebut dengan Moko atau Mako.2. Teknik Pembuatan
Berbagai Benda Peninggalan Perunggu di IndonesiaPada periode tradisi
pengecoran logam, besi dan perunggu kemungkinan besar dikenal dalamwaktu
yang bersamaan. Pada periode ini manusia telah mampu membuat alat-alat
penunjangkehidupan mereka dari perunggu. Daerah asal kebudayaan ini
adalah di Indo-Cina. Masuk keIndonesia pada sekitar tahun 500 SM. Di
Indonesia, benda-benda hasil peninggalan zamanperunggu diantaranya
adalah nekara, jenis kapak, bejana, senjata, arca dan perhiasan.
Situs-situs ditemukannya peninggalan perunggu meliputi Jawa, Bali,
Selayar, Luang, Roti dan Leti.Ada dua teknik pembuatan barang-barang
dari perunggu. Teknik pertama adalah yang dikenaldengan teknik setangkup
atau bivalve, dan teknik kedua adalah teknik cetakan lilin (a
cireperdue).Pertama, teknik
bivalveTeknik cetakan ini menggunakan dua
cetakan dengan bentuk sesuai benda yang diinginkanyang dapat
ditangkupkan. Cetakan diberi lubang pada bagian atasnya dan dari lubang
tersebutkemudian dituangkan cairan logam. Bila sudah dingin, cetakan
baru dibuka.Kedua, teknik
cetakan lilinTeknik cetakan lilin menggunakan
bentuk bendanya yang terlebih dahulu dibuat dari lilin yangberisis tanah
liat sebagai intinya. Bentuk lilin dihias menurut keperluan dengan
berbagai polahias. Bentuk lilin yang sudah lengkap kemudian dibungkus
dengan tanah liat. Pada bagian atasdan bawah diberi lubang. Dari lubang
bagian atas kemudian dituangkan cairan perunggu dandari
lubang di
bawahmengalir lelehan lilin. Bila cairan perunggu yang dituang sudah
dingin, cetakan dipecah untukmengambil bendanya yang sudah jadi. Cetakan
seperti ini hanya dapat digunakan sekali saja.Disamping tradisi
pembuatan alat-alat perunggu manusia pada periode ini sudah mampumelebur
bijih-bijih besi dalam bentuk alat-alat yang sesuai dengan keinginan
dan kegunaannya.Benda-benda besi yang banyak ditemukan di Indonesia
antara lain berupa mata kapak,berbagai jenis pisau dalam berbagai
ukuran, mata sabit yang berbentuk melingkar, tajak, matatombak,
gelang-gelang besi dan sebagainya. Disamping perunggu dan besi, emas
juga telahdimanfaatkan utamanya untuk membuat perhiasan dan benda-benda
persembahan kubur.3. Situs-situs Peninggalan Budaya
Besi di IndonesiaBerbeda dengan benda perunggu,
penemuan benda besi di Indonesia sangat terbatasjumlahnya. Kebanyakan
benda-benda besi ini ditemukan dalam kubur batu atau kubur
langsungsebagai benda bekal kubur. Diantara situs-situs ditemukannya
benda-benda besi ini antara lainadalah di Wonosari (tepatnya dalam peti
kubur batu di daerah Gunung Kidul, Jawa Tengah),Besuki, Tuban, Madiun
dan Pacitan (semuanya ada di Jawa Timur)
0 komentar:
Posting Komentar
NB: Tulis saran,dan kritik mohon tidak menuliskan hal-hal yang mengandung unsur SARA, kata - kata yang provokativ (Flamming) maupun menjurus Pornografi, SPAMMING maupun Promosi dan supaya lebih bagus??????