Secara bahasa, Al-Quran berasal dari kata kerja qară’a yang
berarti “mengumpulkan atau menghimpun”, dan qiră’ah yang berarti
menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu
ucapan yang tersusun rapi”.
Al-Quran adalah firman atau wahyu yang diturunkan Allah Swt kepada
Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan Malaikat Jibril untuk dijadikan
pedoman dan petunjuk hidup seluruh umat manusia hingga akhir zaman.
Al-Quran merupakan kitab suci terakhir dan terbesar yang diturunkan
Allah SWT kepada manusia setelah Taurat, Zabur, dan Injil yang
diturunkan kepada para Rasul sebelum Nabi Muhammad SAW. Al-Quran
merupakan kitab suci yang istimewa karena tidak hanya mempelajari dan
mengamalkan isinya saja yang menjadi keutamaan, tetapi membacanya saja
sudah bernilai ibadah.
Hal ini sesuai dengan beberapa defenisi
Al-Quran yang diungkapkan para ulama, diantaranya Dr. Subhi Ash-Shalih.
Ia mendefinisikan Al-Quran sebagai “kalam Allah SWT berupa mukjizat yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw dan ditulis di mushaf serta
diriwayatkan secara mutawatir dimana membacanya termasuk ibadah”.
Defenisi senada diungkapkan oleh Usatdz Muhammad Ali Ash-Shabuni.
Menurutnya, Al-Quran adalah firman Allah Swt yang tiada tandingannya,
diturunkan kepada Nabi Muhammad saw penutup para Nabi dan Rasul, dengan
perantaraan Malaikat Jibril dan ditulis pada mushaf-mushaf yang kemudia
disampaikan kepada kita secara mutawatir, serta membaca dan
mempelajarinya merupakan ibadah, dimulai dengan Surah Al-Fatihah [1] dan
ditutup dengan Surah An-Nas [114].
Secara bahasa, Al-Quran berasal dari kata kerja qara’a yang berarti
“mengumpulkan dan menghimpun”, dan qira’ah yang berarti “menghimpun
huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam suatu ucapan yang
tersusun rapi”.
Oleh karena itu, istilah qur’an paling umum diterjemahkan sebagai
“bacaan” atau “tilawah” (bacaan yang dilantunkan), dan telah dihubungkan
secara etimologis dengan qeryana (bacaan Kitab Suci, bagian dari Kitab
Suci yang dibacakan dalam ritual keagamaan) dalam bahasa Suriah, dan
miqra’ dalam bahasa Ibrani (pembacaan suatu kisah, Kitab Suci). Sebagian
mufasir juga berpendapat bahwa kata tersebut berasal dari bentuk
fu’lan, qur’an membawa konotasi “bacaan sinambung” atau “bacaan abadi”,
yang dibaca dan didengar berulang-ulang.
Al-Quran dikhususkan sebagai nama kitab yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad saw, sehingga Al-Quran menjadi nama khas kitab tersebut, yaitu
sebagai nama diri, termasuk juga untuk penamaan ayat-ayatnya. Sebagai
sebuah nama, Al-Quran merujuk pada wahyu (tanzil) yang “diturunkan”
(unzila) oleh Allas Swt kepada Nabi Muhammad saw dalam rentang waktu
hampir 23 tahun. Dalam konotasi yang lebih universal, ia adalah ekspresi
diri Ummul Kitab sebagai paradigma komunikasi Ilahiah (QS. Al-Ra’d
[13]:39).
Kamis, 16 Mei 2013
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar
NB: Tulis saran,dan kritik mohon tidak menuliskan hal-hal yang mengandung unsur SARA, kata - kata yang provokativ (Flamming) maupun menjurus Pornografi, SPAMMING maupun Promosi dan supaya lebih bagus??????